CERPEN BERLARI MENGEJAR MIMPI
BERLARI MENGEJAR MIMPI
(Ardania saputri)
Sang mentari baru muncul dari ufuk timur
membuat seorang anak di tanah bersujud harus pergi beranjak dari istananya
untuk mencari secercah harapan untuk menghidupi dirinya beserta adiknya.Anak
itu bernama Raka.Ia pergi ketempat dimana ia sering menghabiskan waktu untuk
meluangkan segala tenaganya.Ia memetik sayur-sayuran yang ditanamnya sendiri
dikebun peninggalan orang tuanya.Kemudian ia membagi sayuran itu menjadi
beberapa ikatan.Dengan semangat dan pengharapan ia berkata “Aku harus
menyelesaikan pekerjaan ku ini dengan cepat,semoga sayuran ini bisa laku
dipasar nanti”.
Setelah pekerjaannya selesai ia pergi
kepasar membawa beberapa ikatan sayuran dari kebunnya. “Permisi Bu,saya mau
jual kangkung cabut ini.Apakah ibu mau membelinya” tanya nya kepada salah satu penjual
sayur dipasar.Si penjual pun menjawab “Berapa harga satu ikatnya dek?”.Ia
menjawab “Hanya Rp 5.000 aja bu satu ikatnya”.Kemudian penjual menawarnya ”Apa
tidak bisa kurang dek,ini terlalu mahal.satu ikatnya Rp 3.000 saja ya?”.Jawab
Raka “kalau itu terlalu murah bu,saya
bisa rugi.Lagi pula saya hanya membawa 5 ikat”.Penjual itu berkata “Ya sudah
satu ikatnya Rp 4.000 ibu ambil semua,bagaimana?”. “Aduh gimana ya bu?” ia
berfikir sejenak dan akhirnya dengan perasaan berat hati ia menjawab “Ya sudah
saya terima penawaran ibu”.Padahal apa yang ia dapat tidak sebanding dengan
kerja kerasnya.Tapi apa boleh buat ia terpaksa menerimanya,jika tidak ia dan
adiknya tidak bisa makan.
Kemudian Raka bergegas pergi dari pasar
menuju tempat dimana ia bisa menimba ilmu. “Semoga saja aku masih belum
terlambat”.Tepat sebelum bel masuk ia sampai disekolah.Raka adalah siswa kelas
12 di salah satu sekolah menengah atas di Tanah Bumbu.Hanya dengan berjalan
kaki ia bisa sampai kesekolah setelah menjual hasil jerih payahnya dipasar.Padahal
jarak yang ia tempuh cukup jauh,tapi apa boleh buat uang yang ada disakunya
hanya cukup untuk makannya dan adiknya nanti.Ia tidak mau memakai uang tersebut
untuk naik angkutan umum karena ia berpikir itu hanya akan membuat boros dan
sekalian olahraga.Seragamnya kusut dan warnanya juga sudah pudar.Sepatu yang
dipakainya bahkan tidak bisa dikatakankan layak pakai.Maklum saja karena itu
semua terakhir diberikan orang tuanya sebelum meninggal 2 tahun yang lalu.Ia
tidak mampu membelinya.Karena kekurangannya itu ia sering di bully oleh
teman-temannya disekolah. “Eh anak miskin,kamu itu tidak pantas bersekolah
disini beli seragam saja tidak mampu.Jangan-jangan kamu memungut seragam orang
lain ya” salah satu siswa mengolok-olok tidak jelas.Namun Raka tetap sabar
karena apa yang dibicarakan orang lain,ia menganggap kalau itu adalah sebuah
motivasi untuk dirinya agar menjadi orang yang sukses.Saat jam pelajaran
dimulai ia masuk kekelasnya,ia duduk dipaling belakang dan dijauhi dari teman-temannya
dikelas.Ia sangat kesepian dikelas karena ia tidak mampu berteman dengan orang
lain.Dengan mengisi kesepiannya ia lebih sering membaca buku.Buku yang paling
disukainya adalah buku tentang anatomi tubuh manusia.Dia berharap dengan
kesungguhannya belajar ia bisa mencapai cita-citanya menjadi dokter forensik.Ia
ingin menjadi dokter forensik sejak ia masih kecil.Ia terinspirasi saat melihat
berita di salah satu surat kabar tentang kasus kematian tidak wajar dan untuk
mengetahui penyebab kematian korban
diperlukan otopsi.Bisa dibilang profesi itu seperti detektif. “Aku ingin sekali
menjadi dokter forensik untuk menolong para korban dan aku akan mengabdi pada
tanah air ku” dalam hatinya berkata.
Raka merupakan siswa terpandai dikelasnya.Selama
ia bersekolah di SMA ia selalu menjadi peringkat satu dikelasnya.Ia hanya
bermodalkan buku-buku diperpustakaan sekolah.Namun saat ia hendak ujian ,buku
yang harus dipelajarinya tidak ada diperpustakaan.Ia bingung untuk mencari buku
tersebut.Karena minimnya keuangan ia tidak mampu membelinya bahkan untuk
memfotocopy saja juga tidak mampu.Jam pelajaran disekolah telah selesai bel
pulang juga berbunyi.Seluruh siswa pulang dengan kendaraan pribadinya
masing-masing.Raka pulang dengan berjalan kaki sambil termenung “Bagaimana bisa
aku membeli buku itu,aku tidak punya uang.Apakah aku harus meminjam uang ke
orang lain?Ah...tidak-tidak”.Setelah sekian lama ia berjalan,sampailah ia
disebuah rumah kecil yang dianggapnya sebagai istana.Didepan pintu ada seorang
anak laki-laki berumur 10 tahun menunggunya dengan tersenyum,lalu anak
laki-laki itu memanggil “Kakak....kamu sudah pulang,bagaimana sekolahnya?”.Sang
kakak menjawab dengan menutupi kesedihannya “Alhamdulillah lancar,kamu sendiri
sekolahnya gimana?”. “Aku sendiri juga lancar” kata adiknya.
Mentari berganti menjadi cahaya bulan
dimalam hari. “Kakak aku lapar,aku mau makan” sang adik meminta kepada kakaknya.
“Ya sudah kita makan tapi hanya tempe,nasi,dan air putih yang ada
sekarang.Tidak apa-apa kan?” Raka menawari adiknya.Sang adik tersenyum “Tidak apa-apa kak,yang penting kita masih
bisa makan”.Didalam hati Raka berkata “Alhamdulillah ya Allah,Engkau memberikan
hamba adik yang sabar akan keadaan kami ini”.Setelah makan malam Raka keluar
duduk didepan rumah sambil memandangi bintang-bintang yang berkilauan dilangit
malam ditemani sinar rembulan.Ia masih termenung memikirkan bagaimana ia akan
membeli buku untuk persiapan ujiannya.Kemudian adiknya keluar dan berdiri
disamping Raka.Adiknya melihat kakaknya diam tanpa ada suara,tatapannya
kosong,pikirannya entah kemana sampai Raka tidak menyadari sang adik tengah
berdiri disampingnya. “Kakak....kak....kakak baik-baik aja kan?” adiknya
bertanya.Raka terkejut mendengar suara adiknya “Hah?? Oh..iya kakak baik-baik
aja”.Adiknya kembali bertanya “Yakin kak?Tapi aku lihat dari tadi kakak
termenung terus,apa yang kakak pikirkan?”.Jawab Raka “Nggak ada kok yang kakak pikirkan”.Adiknya
bertanya lagi untuk meyakinkan “Kakak pasti bohong kan,aku tahu kalau kakak
pasti memikirkan sesuatu,cerita aja kak”.Akhirnya Raka menceritakan yang
sebenarnya “Dek,kakak kan sudah dekat ujian nasional.Terus kakak mencari buku
yang diperlukan untuk mempelajari materi ujian,tapi buku yang kakak cari itu
tidak ada di perpustakaan dan buku itu hanya ada ditoko buku.Kamu tau kan
keuangan kita itu minim sekali.Jangankan untuk beli buku untuk makan saja kita
susah”.Akhirnya rasa penasaran adiknya terjawab “Oh....jadi dari tadi kakak
mikirin itu.Kakak....mungkin memang keuangan kita sangat minim,tapi bukan
berarti hanya karena buku itu semangat kakak hilang dan itu bisa berpengaruh terhadap
ujian kakak nanti.Kakak kan masih bisa mempelajari buku-buku yang lain,tidak
harus buku itu kan?”.Raka berkata “Kamu memang benar dek,tapi buku itu sangat
kakak perlukan.Seluruh teman sekelas kakak sudah mempunyai buku itu dan acuan
untuk belajarnya juga dari buku itu”. “Jika kakak sangat memerlukannya kita
harus lebih bekerja keras untuk dapat penghasilan lebih jadi kakak bisa beli
buku itu.Aku akan bantu kakak” kata adiknya.Raka tersenyum mendengar adiknya
berbicara dengan sangat bijak “terimakasih dek”.
Cahaya mentari kembali muncul dari ufuk
timur suara ayam sedang bernyanyi menandakan pagi telah datang.Raka bergegas
pergi ke kebunnya untuk mengumpulkan sayuran lebih banyak lagi dari biasa.Kali
ini ia tidak sendiri,Raka ditemani adiknya.Kakak beradik ini sangat bekerja
keras memetik sayuran.Karena dibantu sang adik,sayur yang dikumpulkan lebih
banyak dari biasanya.Setelah selesai mengumpulkan sayuran tersebut Raka segera
pergi kepasar untuk menjual sayurannya kepada penjual sayur dipasar.Sementara
sang adik berangkat kesekolah setelah membantu Raka dikebun.
Meskipun dibantu sang adik,karena
banyaknya sayur yang harus dikumpulkan Raka lupa dengan waktu.Kali ini ia
terlambat masuk sekolah.Untungnya dari pihak sekolah masih membolehkannya
masuk.Namun setelah beberapa hari,Raka selalu terlambat masuk sekolah dan
pernah bolos hanya untuk bekerja.Para guru heran terhadap Raka,padahal ia
adalah siswa yang disiplin tidak pernah terlambat masuk sekolah apalagi bolos
sekolah.Pak Duan adalah wali kelas Raka,beliau merasa ada yang aneh dengan
sikap Raka.Pak Duan berkata “Raka,apa boleh bapa menanyakan sesuatu sama
kamu?”.Jawab Raka “Oh,iya pak boleh”.Pak Duan bertanya “Raka,akhir-akhir ini
bapa lihat kamu sering termenung.Apa kamu ada masalah?”.Jawab Raka “Ehmm....anu
pak,tidak ada masalah.Saya hanya memikirkan ujian nanti”.Pak Duan masih curiga
pasti ada masalah pada salah satu siswanya ini,dan Pak Duan bertanya lagi “Jika
memang begitu,kenapa kamu juga akhir-akhir ini sering terlambat dan tidak masuk
sekolah tanpa keterangan?”.Raka bingung harus menjawab pertanyaan dari Pak Duan
dan terpaksa ia harus berbohong untuk menutupi masalahnya tersebut “Saya
terlambat kesekolah hanya karena saya bangun kesiangan,Pak”.Pak Duan berkata
“Jika memang hanya itu ya sudah,tapi sikapmu itu jangan diulangi lagi”. “Iya
pak” kata Raka.Sebenarnya Pak Duan masih curiga terhadap Raka “Tidak mungkin
siswa seperti Raka sering termenung,terlambat,apalagi bolos sekolah.Dia kan
anak paling disiplin disekolah ini.Sikapnya
berubah cepat sekali,pasti Raka ada masalah” didalam hati Pak
Duan.Karena kecurigaannya,akhirnya Pak Duan diam-diam mencari tahu apa yang
sebenarnya terjadi terhadap Raka.
Pak Duan pergi ketempat Raka tinggal.Pak
Duan terkejut melihat kondisi rumah Raka yang kecil dan dinding kayunya sudah
mulai lapuk.Bisa dikatakan tidak layak huni.Pak Duan melihat ada seorang anak
kecil berada didepan rumah tersebut.Ia pun bertanya kepada anak kecil tersebut
“Permisi dik,apa betul ini rumah Raka?”.Jawab anak kecil itu “Oh iya,Pak.Bapak
ini siapa ya?”.Jawab Pak Duan “Saya wali kelasnya Raka,sedangkan adik ini siapa
ya?”. “Saya adiknya Raka.Bapak mau cari kak Raka ya?Kebetulan Kak Raka lagi
tidak ada dirumah” kata adik Raka. “Ehmm....Rakanya lagi kemana?” tanya Pak
Duan.Jawab adik Raka “Kakak sedang menanam sayuran dikebun,pak”.Pak Duan
kembali bertanya “oh....untuk apa kakak mu menanam sayuran?”. “Untuk dijual
pak,setiap hari kakak saya menanam sayuran dan hasil panennya nanti dijual
dipasar”. “Berarti Raka selama ini banting tulang untuk bekerja” didalam hati
Pak Duan berkata. “Coba kamu ceritakan apa yang kakakmu sering lakukan” kata
Pak Duan.Adiknya Raka pun mulai menceritakan apa yang sering dilakukan kakaknya
“Kak Raka itu,habis pulang sekolah ia pergi kekebun kami untuk menanam
sayuran.Terus jika tanaman yang terdahulu sudah dapat dipanen,sebelum berangkat
kesekolah ia pergi dulu kekebun untuk mengumpulkan sayuran yang sudah siap
panen.Kak Raka mengikatnya menjadi beberapa bagian,setelah selesai sayuran tadi
dibawanya ketempat penjual sayur dipasar.Meskipun harga yang diberikan penjual
sayur tidak sebanding dengan kerja kerasnya,namun Kakak saya tetap
menerimanya.Setidaknya itu cukup untuk makan kami sehari-hari”. “Jika sayuran
itu tidak laku terjual bagaimana?” tanya pak Duan. Jawab adik Raka “Biasanya
sayuran itu ditinggal dulu dipasar dan kakak pergi tidak membawa uang sepeser
pun.Akhirnya kami hanya bisa makan nasi dengan lauk garam seadanya”.Pak Duan
akhirnya meneteskan air matanya,beliau tidak sanggup mendengar cerita dari adik
Raka .Kemudian adik Raka kembali melanjutkan ceritanya “Setelah dari pasar
kakak berangkat kesekolahnya dengan berjalan kaki.Ia tidak mau menggunakan
uangnya untuk naik angkutan umum”.Tanya Pak Duan “Bapak mau nanya akhir-akhir
ini kakak mu sering terlambat masuk sekolah.Apa kamu tahu kenapa dia jadi
terlambat?”.Jawab adik Raka “Mungkin ia terlalu lama berada dikebun,jadi lupa dengan
waktunya.Akhir-akhir ini kakak lebih giat berusaha mengumpulkan lebih banyak
sayuran agar penghasilan yang didapatnya lebih dari biasanya.Kakak saya ingin
membeli sebuah buku untuk persiapan ujiannya karena seluruh teman sekelasnya
sudah memiliki buku tersebut.Dan kebetulan buku yang ia cari tidak ada
diperpustakaan.Jadi maafkan kakak saya pak jika dia sering terlambat masuk
kesekolah”.Jawab Pak Duan “Iya dik,sudah saya maafkan.Bapak mau pulang
dulu,bapak mau berpesan sama kamu jangan beritahu Raka kalau saya kesini” .Adik
Raka berkata “Oh iya pak”.Akhirnya Pak Duan tahu apa yang sebenarnya terjadi
terhadap Raka.Pak Duan merenungi nasib salah satu anak didik nya itu “Aku tidak
pernah menyadari apa yang sebenarnya terjadi pada murid-muridku.Raka memang
anak yang rajin,karena minimnya keuangan dia harus bekerja keras untuk menghidupi
dirinya dan adiknya.Ditambah lagi dia harus membeli buku untuk persiapan ujian
nanti.Apa yang harus aku lakukan untuk membantunya” ucap Pak Duan.
Keesokan harinya,Pak Duan memanggil Raka
untuk datang menghadap ke mejanya. “Permisi pak,apa bapak memanggil saya
kesini?Apakah saya telah berbuat salah?Jika saya berbuat salah saya minta maaf
pak” tanya Raka kepada Pak Duan dengan perasaan bingung dan takut.Pak Duan
hanya tersenyum melihat sikap Raka yang kebingungan “Begini Raka,sebelumnya
bapak mau minta maaf” kata Pak Duan.Raka pun semakin bingung dengan perkataan
Pak Duan dan ia pun bertanya “Hah?kenapa bapak harus minta maaf kepada
saya,bapak kan tidak ada salah terhadap saya”. Pak Duan pun bercerita
“Sebenarnya kemarin bapak pergi kerumah kamu tanpa memberitahumu sebelumnya.Bapak
mencari tahu keadaan kamu yang sebenarnya.Bapak cukup prihatin dengan keadaan
kamu”. “Ya seperti itu lah keadaan saya,karena saya hanya tinggal bersama adik
saya dirumah kecil dan telah ditinggal pergi oleh kedua orang tua saya untuk
menghadap ilahi”kata Raka.Pak Duan kemudian melanjutkan ceritanya “Kebetulan
waktu itu ada adik kamu disana,jadi bapak banyak bertanya apa yang sering kamu
lakukan setiap hari,bapak tidak menyangka ternyata kamu harus banting tulang
bekerja.Dan bapak juga sudah tahu kenapa kamu sering termenung dan sering
terlambat masuk sekolah.Jadi bapak meklumi perbuatan mu itu”.Raka berkata
“Kenapa adik saya tidak memberitahu,kalau bapak datang kerumah kami waktu
itu”.Jawab Pak Duan “Bapak berpesan kepada adikmu supaya jangan memberi tahu
kedatangan bapak kerumah kamu.Dan ini bapak mempunyai sebuah hadiah kecil
untukmu karena kamu adalah anak yang rajin dan giat berusaha”.Raka bingung
melihat bungkusan hadiah yang diberikan Pak Duan “Apa ini pak?”. “Buka saja
kamu pasti suka” kata Pak Duan.Raka mulai membuka bungkusan hadiah yang
diberikan Pak Duan.Alangkah terkejutnya Raka melihat isi hadiah tersebut “Ya
Allah.....terimakasih.Engkau telah memberikan rezeki kepada hamba”.Raka sangat
bahagia “Terimakasih Pak,Buku ini sangat saya perlukan untuk menghadapi ujian”.
“Semoga kamu jadi tambah bersemangat untuk belajar dan bisa menjadi orang yang
sukses” ucap Pak Duan.Raka berkata “Amin...sekali lagi terimakasih pak.Semoga
Allah selalu berada disisi bapak”.Dan Raka pun pergi dengan perasaan
bahagia.Melihat kebahagiaan siswanya,Pak Duan akhirnya meneteskan air mata kebahagiaannya.
Ujian Nasional akhirnya telah didepan
mata.Persiapan Raka telah matang.Ia yakin akan mencapai nilai tertinggi.Ia
telah berusaha dengan sekuat mungkin dan berserah diri kepada Allah
SWT.Hari-hari ujian telah berlalu,tinggal menunggu hasil pengumuman.Tepat
dengan hari pengumuman Raka merasa gelisah,akan kah ia berhasil.Semalaman ia
hanya memikirkan nasibnya itu.Kepala sekolah kemudian mengumumkan hasil ujian
yang dicapai siswa-siswa sma tersebut “Juara 1 ujian nasional dari sekolah kita
adalah....”.Raka semakin tidak karuan,ia tidak ingin mengecewakan adiknya yang
telah membantunya berkebun dan Pak Duan yang telah memberikan sebuah buku yang
di inginkannya untuk menghadapi ujian.Kemudian kepala sekolah membacakan
hasilnya dan semua orang terkejut mendengar hasilnya “.....Raka!”.Ya Raka,Raka
berhasil membuktikan dirinya adalah orang yang berhasil meskipun ia dari
keluarga yang tidak mampu. “Tidak hanya itu,Raka juga menjadi peraih nilai
ujian tertinggi se-provinsi.Selamat untuk Raka.Raka akan mendapat beasiswa dari
pemerintah untuk melanjutkan sekolah perguruan tinggi sesuai dengan cita-cita
Raka”.Perasaan Raka sangat bahagia.Ia akan belajar lebih bersungguh-sungguh supaya
cita-citanya menjadi dokter forensik tercapai.
Bertahun-tahun telah berlalu,kini Raka
telah berhasil mencapai cita-citanya dengan keteguhan hati dan giat
berusaha.Mulai dari menjadi petani sayuran yang setiap pagi memanen sayuran
sampai ia harus terlambat masuk sekolah,menjadi korban bully dan tidak memiliki
teman disekolahnya.Tapi itu semua telah dilalui.Dukungan dari seorang adik dan
Kepeduliaan seorang guru bernama Pak Duan terhadap muridnya yang kesusahan,membuat
Raka menjadi orang yang sukses.Kini ia telah mengabdi terhadap negara dan
membalas budi orang-orang telah berada disampingnya saat ia jatuh tersungkur. Semua
anak berhak mendapatkan pendidikan yang layak dan bukan berarti anak yang
memiliki keterbatasan ekonomi tidak bisa bersekolah.Pembullyan yang ada
dikalangan remaja harus disikapi dengan bijak oleh pihak sekolah dan pemerintah
sehingga terciptalah generasi penerus untuk menjadi pemimpin bangsa yang
berakhlak baik,inovatif,dan kreatif.
TAMAT
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete